Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2011

buku, penulis, dan komunisme

Tulisan ini saya dapat dari artikel Resist Book . Sebuah tulisan menarik menurut saya, yang bercerita tentang kehidupan kita sebagai orang Indonesia yang sepertinya sedang berusaha keras belajar berkehidupan. Dan saya kira tulisan ini harus dibagi kepada semua orang. Kebebasan kita sebagai individu adalah sebuah hal yang sangat fundamental dan harus dihargai. Tidak terkecuali akan hak mendapatkan segala informasi baik dari buku, tv atau media lainnya. Ketika pemerintah berusaha menutup, menyensor, membatasi hak untuk berekspresi maka itu adalah sesuatu yang bisa menjadi sangat berbahaya. Karena semua itu adalah sebuah proses perkembangan kita sebagai manusia yang bebas bukan manusia yang miskin perspektif dan interpretasi. Dalam lembar Pustakaloka Kompas (21 September 2002) terdapat jajak pendapat bertajuk “Publik dan Buku”. Pertanyaan yang diajukan adalah: Menurut Anda, masih perlu atau sudah tidak perlu lagikah dilakukan pelarangan peredaran buku? Responden, yang diterbagi atas t...

Pancasila, sebuah asas kebangsaan yang termarjinalkan

Belakangan popularitas pancasila kembali mengalami titik kulminasi setelah sekian lama terabaikan oleh hiruk-pikuknya kepentingan politik praktis. Adanya wacana kembali kepada pancasila merupakan sebuah efek sebab akibat terhadap perilaku beberapa entitas bangsa yang semakin luntur rasa nasionalismenya. Hal ini sepertinya dirasa agak terlambat setelah begitu masifnya intoleransi dan demoralisasi, seperti tindakan elit politik yang koruptif hingga tindakan brutal yang mengaatasnamakan agama. Rasanya ini merupakan sebuah akumulasi dari kegalauan masyarakat yang telah jenuh dengan segala kekacauan yang menghiasi keseharian bangsa ini. Pancasila yang notabene merupakan konsensus politik yang dikonsepsikan oleh para founding fathers bangsa Indonesia, merupakan sebuah manifestasi dari nilai kebudayaan dan religius yang sangat kompatibel terhadap krakteristik bangsa Indonesia yang pusparagam. Didalamnya jelas mengakomodasi seluruh komponen bangsa tanpa kecuali, mulai dari komunitas ...

refleksi kebangkitan nasional

Tanggal 20 Mei setiap tahun diperingati sebagai hari kebangkitan nasional. Di setiap instansi pemerintahan dan sekolah-sekolah negeri biasanya diadakan upacara bendera. Meski nggak bisa dipungkiri kamu-kamu biasanya pada berebut memilih barisan paling belakang supaya bisa ngobrol sendiri kalo udah pada bete sama ritual ala nasionalisme itu. Iya apa iya? Ehm... Kalo kamu jeli, kebangkitan nasional yang dibangga-banggakan tiap tahun itu semuanya cuma kamuflase. Nggak ada buktinya. Bahkan fakta yang ada menunjukkan sebaliknya. Jangankan bangkit, bisa bertahan hidup aja sudah lumayan bagus. Wah, kesannya kayak kritis banget yah? Emang iya kok. Mau buktinya? Bangkit atau bangkrut? Sebuah negeri yang bangkit seharusnya udah maju dari dulu. Bukan malah terpuruk kayak sekarang ini. Kebetulan bulan Mei juga ada peringatan hari pendidikan yang jatuh tanggal 2 tiap tahunnya. Ternyata masih banyak hal mengenaskan tentang nasib pendidikan negeri ini. Disiarkan sebu...