Barangkali kita sedang merayakan paradoksikalitas. Seperti menderu dan mencekam dalam keterasingan akan kesadaran yang terombang-ambing dalam realitas. Seolah waktu mengalir menelusupkan angka-angkanya dalam tiap jengkal tubuh kita. Hingga kita merasa tubuh kita semakin termakan oleh zaman. Yah! Di sebuah zaman yang barangkali nyaris tanpa ironi. Atau barangkali saking banyaknya ironi yang bertebaran di segala sudut ruang dunia maya yang makin menggerus dunia hidup kita hari ini??? Dunia semakin menjadi palsu. Kita semakin dikangkangi oleh rezim layar gadget. Mencengangkan sekaligus memilukan. Begitulah, ketika semua hal yang tampak serta merta kita ukur dari gambar, sebuah representasi yang penuh tipuan, bahkan mengandung parody dalam dirinya sendiri. Yang nyata adalah yang tak nyata. Yang imajiner telah melebur menjadi realitas. Apakah kita sedang bergerak menuju kemajuan peradaban? Atau sebaliknya, kita sedang dikangkangi oleh hasil rekaan manusia sendiri? Sebuah ekses yang tak ...