Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Madame Bovary

    “Manusia di kutuk menjadi bebas… tapi dengan kebebasannya ia bertanggung-jawab atas segala yang dilakukannya…” Sudah jamak kita dengar kutipan ini, tentu saja, bagi kita yang pernah membaca Sartre—seorang filsuf eksisensialisme yang menempatkan eksistensi manusia sebagai   pokok terdasar kehidupan, istilah kerennya sih ontology. Nah loh, apa hubungannya dengan Madame Bovary? Novel maha karya Gustave Flaubert yang kini telah menjadi karya klasik ini?   Ada sedikit hubungan, saya kira, selepas membaca novel Flaubert ini. Namun, saya tak akan membahas keterkaitan eksisensialisme sartrean dengan novel Flaubert secara ketat di sini. Ya, sekedar melihat secara harfiah apa saja yang baru tertangkap selepas merampungkan novel ini. Madame Bovary becerita tentang keluarga Bovary dan segenap lika-liku kehidupan yang menyertainya. Kisah ini bermula dari Monsieur Bovary tua yang menikah dengan perempuan desa yang cukup kaya. Dalam perkawinan ini, monsieur bovar...

Sedikit Catatan Setelah Membaca Dunia Kafka

Membaca Haruki Murakami serasa jiwa terbawa masuk dalam lanskap teks yang begitu kaya. Kita seolah diajak berkeliling ke dunia antah-berantah, dunia imaji, dunia yang tak pernah kita bayangkan sebelumnya. Bahasanya sederhana namun sarat dengan letupan makna yang dalam. Setidaknya impresi seperti ini saya rasakan selepas membaca novelnya: Dunia Kafka ( Kafka on the Shore ) yang di terbitkan Pustaka Alvabet (2011). Dunia Kafka sarat dengan absurditas, surealisme, metafora, imajinasi yang kadang liar, ya bisa dikatakan kita sedang berlayar dalam ruang yang mustahil di jamah akal manusia. Berbeda dengan Dengarlah Nyanyian Angin yang cenderung realis, Dunia Kafka dipenuhi dengan aura magis yang bertaburan di dalam cerita—setidaknya dua novel murakami itulah yang sudah saya baca, dan tentu ketagihan pengen baca novelnya yang lain, terutama Norwegian Wood , sayang udah hilang dipasaran. L Lanjutkan...