Langsung ke konten utama

Postingan

Kebangkitan Pemuda, Kebangkitan Indonesia

Setiap tanggal 28 Oktober tentu tak akan hilang dari memori kita sebagai sebuah bangsa bahwa dalam rentang sejarah terbentuknya nation state Indonesia melawan imperialialisme Belanda terjadi sebuah integrasi kesadaran nasional. Kesadaran yang mulai melunturkan primordialisme kelompok tersebut terangkum dalam rangkaian teks yang kita kenal dengan nama ‘sumpah pemuda’. Sumpah pemuda merupakan titik awal terbentuknya suatu kesadaran nasional yang berbasis pada kesamaan nasib. Dimana seluruh entitas kebangsaan yang majemuk terlebur dalam sebuah konsensus bersama. Bahkan dalam pandangan buya Syafii maarif sumpah pemuda   lebih pantas disebut sebagai awal kebangkitan nasional, bukan terbentuknya organisasi budi utomo yang dalam versi pemerintah selama ini merupakan awal terjadinya kebangkitan nasional. Dalam pandangan buya syafii maarif secara historis diakuinya budi utomo sebagai awal kebangkitan nasional adalah cacat . karena pada waktu terbentuknya budi utomo belum terjadi sebuah...

IMM: aksi menolak komersialisasi pendidikan

Mahasiswa IMM mengkritisi buruknya pendidikan di Indonesia dengan menyatakan menolak kapitalisasi dan liberalisasi dunia pendidikan serta menyuarakan pendidikan murah ntuk rakyat. (Adhitya Pandu Murti Aksi damai dilakukan dengan menggelar aksi di tengah titik nol kilometer atau di simpang empat Kantor Posa Besar Yogyakarta. (Adhitya Pandu Murti) Dana triliunan rupiah untuk pembangunan gedung baru DPR di kritik keras karena dana tersebut bisa digunakan untuk membangun gedung-gedung sekolah. (Adhitya Pandu Murti) Tolak liberalisasi pendidikan karena mengakibatkan rakyat miskin tidak bisa memperoleh hak mengenyam pendidikan. (Adhitya Pandu Murti) sumber :http://foto.detik.com/readfoto/2011/05/04/132619/1632160/157/1/mahasiswa-tolak-komersialisasi-pendidikan

kapitalisme, benih dekadensi moral

                                                  Apa yang terbesit di pikiran kamu ketika melihat komik di atas? Didasari dengan asumsi setiap manusia memiliki kebutuhan akan rasa nyaman, maka interpretasi saya, seorang kakek kapitalis panjang akal dan berorientasi pada uang, yang mengubah sesuatu yang seharusnya bisa didapatkan lelaki itu secara gratis. Walhasil, lelaki itu dengan terpaksa harus membayar apa yang sudah si kakek buat agar dia tetap bisa mendapatkan kenyamanan. Gambar di atas memberi kita gambaran sederhana mengenai kapitalisasi yang sedang terjadi. Tanpa kamu sadari,  fasilitas-fasilitas hiburan  dalam dan luar ruangan pelepas penat (bisa kau tebak sendiri, ratusan ragam fasilitas hiburan) atau juga  pusat-pusat perbelanjaan disediakan  oleh kakek-kakek  kapitalis  ...