Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

KONSEP AKAL DALAM EPISTEMOLOGI IBN THUFAIL

"sesungguhnya, dalam (proses) penciptaan langit dan bumi dan (proses) pergantian siang dan malam, adalah tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi ulil albab (orang-orang yang berfikir)” (QS 3:190) "Alam yang tidak bertubuh diketahuilah sudah, dan mata pikiran memandanglah kedalamnya.” (Sokrates) A.    Pendahuluan Berfikir, yang adalah suatu proses olah nalar, yang secara essensi adalah agamawi, merupakan suatu proses sunnatullah, yang sudah ada benihnya sejak awal, ketika manusia dihadirkan di bumi. Akal yang merupakan anugerah termahal yang diberikan  khusus oleh Allah kepada manusia yang tidak diberiakan pada makhluk lainnya, adalah agar manusia mampu membaca dan memikirkan segala kejadian dan tanda-tanda kekuasaan Allah. Islam sendiri memberikan kedudukan tinggi kepada akal, karena akal hanya dimiliki oleh manusia, dan manusia adalah ciptaan terbaik Allah. Allah memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akalnya untuk menyikapi dan membaca tanda-tanda keku...

antologi sepi

Menjelang pagi... Semua mendaras kelelahan... Narasi kecil yang karam dalam kelainan... Lamat kian hilang diterpa keagenan... Menjelang pagi... Tiada barisan senyum menampak... Hanya murung sinar rembulan menyentak... Senjakala menjamah pikiran meretak...

Epistemologi

Teori Pengetahuan Pengetahuan (knowledge atau ilmu )adalah bagian yang esensial- aksiden manusia, karena pengetahuan adalah buah dari "berpikir ". Berpikir ( atau natiqiyyah ) adalah sebagai differentia ( atau fashl ) yang memisahkan manusia dari sesama genus- nya,yaitu hewan. Dan sebenarnya kehebatan manusia dan " barangkali " keunggulannya dari spesies-spesies lainnya karena pengetahuannya. Kemajuan manusia dewasa ini tidak lain karena pengetahuan yang dimilikinya. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh manusia ? Bagaimana manusia berpengetahuan ? Apa yang ia lakukan dan dengan apa agar memiliki pengetahuan ? Kemudian apakah yang ia ketahui itu benar ? Dan apa yang mejadi tolak ukur kebenaran ? Pertanyaan-pertanyaan di atas sebenarnya sederhana sekali karena pertanyaan-pertanyaan ini sudah terjawab dengan sendirinya ketika manusia sudah masuk ke alam realita. Namun ketika masalah-masalah itu diangkat dan dibedah dengan pisau ilmu maka tidak menjad...

EPISTEMOLOGI (Versi Filosof Muslim)

Pembahasan tentang epistemologi Islam ini secara garis besarnya kita bagi menjadi dua. Yang pertama adalah yang berkaitan dengan epistemologi Islam dalam versi para filosof Muslim. Untuk itu kita perlu melihat secara sepintas sejarah perkembangan filsafat di dunia Islam guna menemukan asal-usul dan orisinalitas berpikir mereka. Ini penting dalam rangka menjejaki dan memilah sejauh mana pengaruh filosof Yunani dan pengaruh al-Qur’an di dalamnya. Hanya dengan cara itulah nantinya kita baru akan bisa menempatkan posisi al-Qur’an--serta keaslian filsafat ilmu yang dianutnya tanpa bias dari pihak manapun--dalam konteks keilmuan secara menyeluruh. Yang kedua adalah mengkaji secara spesifik pandangan al-Qur’an tentang asal-usul ilmu pengetahuan. Di sini nanti kita akan coba melepaskan sedapat mungkin pengaruh-pengaruh dari pihak manapun termasuk distorsi-distorsi yang mungkin terjadi yang dilakukan oleh para ahli tafsir. Di sini kita akan membiarkan al-Qur’an membincang dirinya send...