Membicarakan wanita tentu seperti menelusuri seabrek permasalahan. Seperti kita ketahui bahwa dalam sejarahnya peran wanita terutama dalam ranah publik selalu mengalami dialektika. Wanita sering menjadi objek eksploitasi dimana terjadi semacam marjinalisasi atas hak asasinya. Posisinya dalam ranah publik dan privat sekalipun selalu dinomor duakan, seolah-olah mereka adalah makhluk nomor dua setelah laki-laki. Bahkan tak jarang pemarjinalan tersebut dilegitimasi oleh dogma agama. Tentunya, hal tersebut tak akan lepas dari konteks budaya patriarkhi yang memang telah mengakar dalam system kebudayaan. Seorang filsuf sekaliber aristoteles pun memgatakan bahwa wanita: “Laki-laki yang tidak lengkap, ia tidak serasional laki-laki, karenanya secara alami ia diatur laki-laki”. Memang sungguh sangat problematis membicarakan masalah gender dalam konteks zaman kon...