Langsung ke konten utama

Agama vs Filsafat???

 
 
 
 filsafat dimengerti sebagai usaha memahami segala sesuatu dengan nalar, maka iman/agama tdk perlu 'alergi' terhadap filsafat, dan dengan demikian, kaum ulama/tokoh agama pun mesti banyak belajar filsafat, jadi tidak perlu dipertentangkan hitam-putih (antara filsafat dan agama/iman). filsuf kondang jurgen Habermas mengatakan bahwa agama akan bubar bila tidak 'bercampur' nalar. pernyataan Habermas yg mengaku diri bersama Max Weber sebagai "religios unmusikalisch" (tidak berbakat religius) ini tentu bukan hal baru. sudah sejak abad pertengahan,melalui pertanyaan Agustinus: "Apakah yg aku cintai ketika aku mencintai mu Tuhan?", dan melalui tesis anselmus "fides quaerens intelectum" (iman membutuhkan/mensyaratkan understanding: penjelasan rasional)"", dan akhirnya keduanya tiba pada pendirian: "aku percaya, agar aku mengerti", semua ini mengandaikan adanya usaha rasional yang terus-menerus untuk memahami iman (entah Tuhan, entah wahyu, entah apa pun yang diimani), dan itu dilakukan dengan bantuan filsafat: rasio manusia. apakah ini sesuatu yg salah? filsafat memang berciri kritis, dan karena itu seringkali berlaku "nakal" terhadap iman, tetapi itu tidak bertujuan menolak iman, melainkan hanya mau menantang iman agar tidak membuat klaim-klaim buta. bahwa ada filsuf yang congkak dan sewenang-wenang menolak pernyataan-pernyataan iman, orang beriman tidak perlu merasa dikuliti. hadapi juga semuanya dengan nalar... mari berfilsafat mengarungi samudra pertanyaan dan mencari hakikat kebenaran...

Komentar

Populer