I
Selalu ada yang pergi, jauh tinggalkan diri
Menyisakan jejak ingatan terdalam,
Mengiring lepas peristiwa pernah tercandra
Disebuah pematang, kita beriringan bersama
Lewati tajam selekoh, lubang-lubang, tanjakan menerjal
II
Aku pernah bersama mu disana, disekolah itu, aku temukan, menemukan diri mu
Terkadang mungkin asing, sesuatu berbunga dalam rasa
Aku pernah merasa, engkau tawarkan wangi itu, entah aku tak kuasa, hanya enggan
Mungkin itu kebodohan, tapi juga kebijaksanaan
Barangkali ada sesuatu yang musti kita pertangguhkan, ada cerita yang tak selurus harapan…
III
Aku mencari rasa itu kembali, jauh hingga lewati labirin sunyi tiada ujung,
Tak kau dapati apa-apa, pengembaraan akan petuah cinta menghampa
Hanya sepi, balairung sepi tiada peduli, tiada penghuni
Hingga kita semakin jauh, dan ruang tak mempertemukan kita,
aku temukan dirimu kembali mengimaji, kala waktu mewedarkan mimpi…
IV
sungai-sungai ini terus mengalir, airnya jernih tertahan penantian tepi pantai
Mungkin pernah kau sekilas lalu, tak mengacuhkan aku, dan aku mengerti, tak kusesali
Pesan itu berpetuah agar aku tak harapkan lagi,
Tapi apakah ini parodi?
Aku hanya disini, berdiri menunggu hingga batas waktu
jauh semakin memekat dalam halimun, selalu sepi menikam aku, tapi bagiku sepi itu membawa mu dekat…
V
Kata-kataku hanya bualan tawa, pesanku tak akan terbalaskan senyumnya...
Dalam malam penuh liturgi, begitu kudus, aku rasakan wajahmu dalam hening
Kini, semua berlalu...
Jalan kita mungkin berbeda, bahkan selalu berbeda
Akupun tak pernah tahu, itu salah ku...
Barangkali hidupku sunyi, sepi yang megah dalam kekosongan
Dimana khayal mendekap, dimana khayal melindap
Kaca jendela, tembok tua, bertempias cahaya
Aku... aku mungkin tak akan dapati namanya, disana..
Komentar
Posting Komentar