Langsung ke konten utama

Baret merah

Gemuruh wacana menyibak tirai hitam
Dalam gelap malam, menaja puluhan buku
Memacu keliaran nalar, hingga tengat waktunya
Kala ku buka tiap pagina, huruf-huruf menerakan fenomena
tersisa bercak nikotin diatas kertas, menguning...

Teruskan gelisahmu kawan!
Hingga esok menceritakan utopia...

Ini malam terakhir,
Di tempat ini, jauh dari riuhnya keterasingan
Penindasan atas nama keadilan
Kebencian atas nama cinta
Kedengkian atas nama kebaikan
Kepicikan atas nama kebenaran
Yang inginkan menjadi, tapi tak menjadi

Konfrontasi gagasan kian meninggi
Ku lihat diluar diam menyepi...

Aku tetap mengiang wajahnya disela akumulasi teori
Yang bermimpi hujamkan keadilan masa ini
Alirannya deras, tak terhenti keras batu
Teruskan harapan esok pagi!
Selama nafas bersenyawa jasad
Selama suara tak tercekat merih
Selama kata mengeja kebebasan
Setiap darinya tenang, hening...

Cintaku hanya padanya satu
Meski hitam disana tak terpadu
Aku menunggunya hingga tak seorang pun percaya!
Langkahku terjejak dipintu, berderit kencang, 
keluar berkawan dingin angin malam
Tak ku rasa hangat imajimu dalam waktu
Hening, kaki ku menyentak cakrawala
Disana, gelap menyapa...


Karanganyar, 6 Agustus 2012

Komentar

Populer