Langsung ke konten utama

bring me the horizon

(I)

Matahari melepas turun kaki langit, menunjuk waktu senjakala termangu...

diatas sunyi langit berarak mendung, guntur-guntur menyapu cerah suasana, tak terlihat indahnya...

tapi hujan tak kunjung basahi tanahku lama kering kerontang, seperti hatiku padam hitam...

maka risaulah seekor elang yang patah sebelah sayapnya, termenung ia sendiri ditepi kali...

tiba-tiba air mata menelusup, ia menangis terisak--sedu sedan entah karena apa...

barangkali rasa kecewa saksikan benih yang ditaburnya bagai kerakap tumbuh dibencah, hidup bukan mati tak hendak...

 konon, ia lihat sinar merah dilangit raya, tak terkata silau mata memandangnya...

sang elang terbang dengan luka sayapnya yang patah, pergi jauh mewedarkan mimpinya, menjemput cakrawala diujung "sana"...

(II)

hening menyerta kerak langit malam

menyelubung hitam bulan setengah lingkaran

Guntur menggelegar pikiran saat terlupa

Bahkan kelelawar terbang tak tahu arah

Tinggalkan ceritanya lama berjumbuh

Tapi siapakah akan engkau jemput disana?

Tak seorang pun menunggumu wahai elang!

Ini malam tiada kerlip bintang,

Laksana gemuruh gelisah hati mencumbumu tiap waktu...


Dibawah sana, orang ramai meninggalkan ketulusan

Simpan saja cintamu dibalik batu!

Mereka semua hilang bersama kekuasaan

Inginkan kebenaran tapi buta aksara

Melacur kebebasan atas nama dogma

Meludahi etika untuk menghargai sesama

Kini kau bebas tentukan jalan,

Berkelindan pilihan kau dapati disana...

Renungkan sebelum esok mencerita luka...

Komentar

Populer