Langit pucat, memuntahkan bulir-bulir
tangis yang setia, sia-sia
Mengigau dalam hening
sendiri-sendiri, menghapus mimpi
Meniadakan aku, kau, dengan rintik-rintik
gerimis tak kelihatan
Yang hilang akan selalu hadir
Terkekal dalam-dalam
ketaksadaran
...
Memagut mimpi yang tak diketahui
Terpacak pada berkas cahaya
Gelap segera,
Kau taburkan ungu
memercik kuning, diisela suara,
bergema, disudut ruang hampa, tak ada
Pada sajadah yang juga tak menerima
Bau anyir tubuhku terhina,
harapan tak selamanya ada
Atau pada detak jam
Yang juga tak mengcuhkan cinta
Akankah, wajahmu mengada
Di arah selatan yang tak ada
Malam-malam semerbak riuh suara
Berganti, berbareng menghapus
Aku dalam ingatanmu
pada cerita kita, yang juga tak ada
Tak pernah ada....
tangis yang setia, sia-sia
Mengigau dalam hening
sendiri-sendiri, menghapus mimpi
Meniadakan aku, kau, dengan rintik-rintik
gerimis tak kelihatan
Yang hilang akan selalu hadir
Terkekal dalam-dalam
ketaksadaran
...

Terpacak pada berkas cahaya
Gelap segera,
Kau taburkan ungu
memercik kuning, diisela suara,
bergema, disudut ruang hampa, tak ada
Pada sajadah yang juga tak menerima
Bau anyir tubuhku terhina,
harapan tak selamanya ada
Atau pada detak jam
Yang juga tak mengcuhkan cinta
Akankah, wajahmu mengada
Di arah selatan yang tak ada
Malam-malam semerbak riuh suara
Berganti, berbareng menghapus
Aku dalam ingatanmu
pada cerita kita, yang juga tak ada
Tak pernah ada....
Komentar
Posting Komentar