seperti kematian, kapanpun, ia datang
warna cuaca yang tak bisa
menjumputkan kepastian, disetiap pola
seutas wajah meresap setia
menerawang jejak makna dalam aksara
matahari menyembur cahaya
dalam ornamen udara
berhembus disetiap paras ayunya
tapi mata adalah citra
setiap pencerapan memalsu sebelum senja
kapan pun, aku datang setia
menunggunya diujung waktu bermuara
setiap cinta yang mati
setiap luka yang sunyi
berfikir adalah kafir
dalam zaman yang nyinyir
pada jalan ini ku tempuh
melajukan nafas kehidupan
menuju akhir semesta
tiap setapak terlewat asa
mendendam cinta pada,
titik nol, bunga hitam mewangi
ku lihat pergi, pada ungu warna pelangi...
Komentar
Posting Komentar