Langsung ke konten utama

soliloqui

begitu banyak,
cerita tak terceritakan
kata tak terkatakan
berderai janji
seputih cahaya
bulan yang terlihat cembung
keruh redam langit menghitam

monolog pohon-pohon, membuka tirai
menggapai, satu kensunyian hakiki
diam dalam hari, berkelindan mimpi
saat wajahnya bergumam
lenyap dalam gurau, dinding ungu

segala hal,
tak terucap, dalam diam
tercengang, cintanya se-klise
nada minornya bergelagak sayu
kerudung hijau, menera wanginya
terbawa tubuhku, tanpa titik baliknya
temani aku lagi, dan tinggalkanku
kala ramai melukai sunyi
waktu yang terukir
pada jam dinding yang murung

sekali lagi, aku datang dan pergi
tak akan pernah miliki
tak akan aku dapati
cintanya hilang sebelum mati
sedetik tadi, Langit menghapusku
dalam hentak ramai dalam sunyi
seperti wajahmu,
yang kurasakan lenyap
mengiring angin malam ini...  

Komentar

Populer