jalan ku terhenti
sejenak lengang menyisir
saat ku buka, hanya pesan diberanda
yang lupa, meninggalkan semua cerita
dipermukaan pagi
sepenggalah mentari
repetisi-repetisi, yang hadir, tanpa pernah terisi
mungkin kicau burung,
atau langit ungu selatan
juga hamparan riuh gedung berjejal
sejenak lengang menyisir
saat ku buka, hanya pesan diberanda
yang lupa, meninggalkan semua cerita
dipermukaan pagi
sepenggalah mentari
repetisi-repetisi, yang hadir, tanpa pernah terisi
mungkin kicau burung,
atau langit ungu selatan
juga hamparan riuh gedung berjejal
atau barangkali, pada rangkai-rangkai puisi?
dan kau percaya, kau menampik ku segera
sudah menghapus,
menghapus segala rupa, satu hal-ihwal
yang kita sebut cinta...
dan kau percaya, kau menampik ku segera
sudah menghapus,
menghapus segala rupa, satu hal-ihwal
yang kita sebut cinta...
Komentar
Posting Komentar