senja melarutkan awan hitam
tersisa jejak merah muda di barat cakrawala
mempercepat kelam, menuju angan, ketiadaan
juga diujung boulevard, setelah Malioboro
jalanan riuh ramai,
mempercepat gerak gegas orang-orang
mobil bersaing motor, menderu
cahaya lampu, merah-hijau sibuk
dan dibawah atap gardu, aku menunggu
menertawakan hidup, menertawakan diri,
yang seringkali
tak tentu, tak tahu, tapi itulah aku
terasa tolol, tak mengerti damai
dengan kesempatan...
di boulevard, pandang terserak
entah apa, entah arah mana, akan menuju aku...
***
sejenak ingin tertawa pada hidup,
absurd...
menertawakan kebenaran,
membuat kebenaran tertawa...
***
Untuk menggapai apa yang luput, tak tercapai
Untuk menampik apa yang ada, lupa terbawa
Mungkin pada janur kuning
Lengking bahana gending
Riuh memekat, menapak batas
Imajinasi adalah suara gagu
Lepas aku, tertawa bisu...
tersisa jejak merah muda di barat cakrawala
mempercepat kelam, menuju angan, ketiadaan
juga diujung boulevard, setelah Malioboro
jalanan riuh ramai,
mempercepat gerak gegas orang-orang
mobil bersaing motor, menderu
cahaya lampu, merah-hijau sibuk
dan dibawah atap gardu, aku menunggu
menertawakan hidup, menertawakan diri,
yang seringkali
tak tentu, tak tahu, tapi itulah aku
terasa tolol, tak mengerti damai
dengan kesempatan...
di boulevard, pandang terserak
entah apa, entah arah mana, akan menuju aku...
***
sejenak ingin tertawa pada hidup,
absurd...
menertawakan kebenaran,
membuat kebenaran tertawa...
***
Untuk menggapai apa yang luput, tak tercapai
Untuk menampik apa yang ada, lupa terbawa
Mungkin pada janur kuning
Lengking bahana gending
Riuh memekat, menapak batas
Imajinasi adalah suara gagu
Lepas aku, tertawa bisu...
Komentar
Posting Komentar