Perjalanan hidup memang tak selalu tak terperikan. Seolah waktu berjalan lurus tanpa horizon yang manapak pada kejadian. Pada setiap rentetan peristiwa yang teralami, semua berlalu begitu saja, melingkupi setiap gerak fenomena yang tak kita tahu mana arah bermuaranya. Hanya harapan dan impian yang barangkali membawa sejumput teka-teki itu sedikit memberi secercah daya, untuk berkata “Ya”. Terkadang sepi terlampau kerap menikam, pada malam-malam durjana, wajahnya menapak halus terpahat dalam ingatan hampa. Hidup yang begitu sederhana, tak ingin memuja apa-apa, kecuali yang-tak-berhingga. Peradaban yang terus berjalanan, seiring ruang yang kian hari dimampatkan oleh derap waktu. Menambah cerita tentang krisis persepsi, akan sebuah kebaruan, tentang otentisitas makna yang kabur bersama wacana-wacana. Cakrawala yang berfusi, melebur “tempuk-junjung” dalam sebuah momen aufhebung . Bisakah cinta mewujud pada pecahan-pecahannya yang semakin mustahil? Seperti dua sisi yang seharusny...